Ya Allah, kenapa aku dilahirkan berbeda?
Apa aku pernah bersalah dengan-Mu?
Aku ingin hidup tenang seperti yang lain
Tanpa ada mata ketiga di dalam pancaindera ini
Menjadi anak indigo, bukanlah keinginanku
Melihat makhluk lain selain manusia terkadang membuat pikiranku semakin sempit
Bukan diriku yang meminta mempunya mata ketiga
Ini semua akibat dari nenek yang telah memberikan kepadaku
Katanya aku ini adalah cucu tersayangnya
Makhluk-makhluk astral yang bukan bangsaku, terkadang membuat diriku merasa kecil
Mereka berani menampakan dengan mimik wajah yang awut-awutan
Aku tahu mereka itu semua adalah jin, tetapi apakah kalian ingat bahwa kalian tidak boleh menampakan wujudnya pada manusia?
Saat mandi, makan, belajar, dan segala aktivitasku, mereka selalu menampakan pada diriku
Hanya di saat terlelap, diriku merasa tenang
Tapi...tidak! Mereka terkadang masuk ke alam mimpi
Ketika aku masih kecil, makhluk-makhluk itu menampakan dengan wajah lemah dan lembut
Tetapi di saat ku dewasa, mereka berubah
Bahkan ada dari mereka yang mencoba menyakitiku
Makanya tak heran, badanku dipenuhi dengan luka lebam
Dengan keadaan ini, terkadang aku hanya bisa menangis
Apa yang dapat kuperbuat agar mata ketiga ini dapat hilang dariku?
Segala cara telah kutempuh
Baik berdoa, berobat ke orang pintar (katanya), hingga akhirnya hanya pasrah yang ku temui
Aku tidak tahan apabila berdiam di dalam ruangan gelap dan sepi
Pernah pada saat aku kecil, aku pernah dijahili oleh teman-temanku
Tubuhku dimasukan ke dalam sebuah ruangan gelap dan berbau aneh
Spontan aku menjerit
Tetapi, teman-temanku dengan senyum jahatnya pergi meninggalkan serta mengunci diriku di dalam ruangan itu
Semakin kencanglah teriakanku
Lambat-laun, diriku mulai menangis
Lalu tiba-tiba, bayangan gelap menghampiriku
Ingin teriak, tetapi tenggorokan ini kering
Merndadak pandanganku buram
Aku pingsan
Tidak hanya sampai di sini mereka menjahiliku
Pada saat acara berkemah pun demikian
Aku ditinggalkan sendirian tengah malam di dekat danau
Lagi-lagi, bayangan gelap menghampiriku
Tetapi saat ini aku tidak pingsan karena ada seorang ibu-ibu berbau melati menyelamatkanku
Dia membawaku kembali ke kompleks perkemahan
Tak sempat ku mengucapkan terima kasih
Ibu-ibu cantik itu sudah pergi dari hadapanku
Ketika menginjak SMA pun demikian
Aku disekolahkan di sekolah negeri terkenal yang bangunannya sangat tua
Konon kabarnya bekas rumah sakit kompeni
Kabar itu benar, aku sering melihat perawat-perawat pribumi dengan dokter-dokter berwajah indo serta pasien-pasien berbaju perang yang penuh luka
Awalnya diriku berpikir ini hanya sebuah kostum anak-anak teater
Tetapi kenyataanya, bukan
Mereka adalah makhluk astral
Makanya tak heran diriku tidak mempunyai teman
Siapa pula yang mau berteman dengan cewek indigo?
Lambat laun, kemampuanku ini semakin berlebihan
Tidak hanya di daerah-daerah sepi saja diriku bisa melihat, di saat santai di pusat perbelanjaan, makhluk astral ini sering menampakan diri
Tidak nyaman bukan berbelanja sambil ditemani dengannya?
Keadaan ini semua berubah ketika diriku masuk ke bangku kuliah
Ada teman seangkatanku yang ternyata dia sama sepertiku
Indigo
Bisa dikatakan, si Budi ini kemampuannya lebih parah dariku
Tidak hanya melihat makhluk astral saja, tetapi dia bisa membaca kejadian masa lalu
Tetapi dia berbeda denganku
Pembawaanya yang santai, berpenampilan seperti anak 'punk', wajahnya yang tampan seperti Nickholas Saputra, tidak menyangka bahwa dia pun salahsatu anak indigo
Berbeda deenganku
Berkacamata, mudah gugup, hobi memakai kemeja kotak-kotak, rambut selalu diikat ekor kuda serta gelang-gelang 'dukun' selalu menghiasi penampilanku
Otomatis diriku dicap anak 'ANEH'
"Kamu indigo ya?" tanya Budi saat pertama kali bertemu
Kalimat itulah yang membuka pertemanan kami
Budi selalu menceritakan kejadian luar biasa yang selalu dialaminya
Mulai dari pertama kali melihat miss kun, hingga merekonstruksi kejadian masa lalu dengan lancar dia ceritakan
Tetapi ada satu kejadian yang tidak pernah dilupakan, yaitu makhluk astral berbentuk seperti anak kecil yang menceritakan kepada dirinya bahwa dia akan mendaptkan sesuatu yang istimewa di saat berusia 25 tahun
Apakah diriku juga menceritakan pengalaman yang selama ini ku dapat?
Ya, tapi hanya sebatas kemauanku saja
Kalau diiming-imingi permen kapas oleh Budi, diriku langsung bercerita
Menurut pendapatku, Budi tidak hanya dapat melihat kejadian masa lalu, melainkan masa depan dia dapat melihat
Misalnya di saat ada ujian statistik mendadak, Budi sudah tahu lebih dulu
Dia sudah mewanti-wanti ke teman satu angkatan dengan becandaanyya "Awas lo, ujian dadakan baru tahu rasa..."
Yap, benar saja. Dosen killer bernama 'Yogi' tiba-tiba meminta kita untuk mengeluarkan kertas kosong
Tanpa ba-bi-bu, langsung membagikan soal-soal ujian
Bukan hanya ini saja, Budi pun pernah berkata ke teman wanita bernama Risa bahwa besok dia bakalan keseleo karena maen futsal
Ya, benar. Risa keseleo keesokan harinya gara-gara terpeleset di tangga kantin
Terkadang Budi menceritaka juga soal asmaranya padaku
Dari mulai si Leni teman seangkatanku, Juno si anak hukum, Martha si anak tingkat satu, hingga yang terakhir si Risa yang tempo hari pernah keseleo
Cukup playboy-lah si Budi ini, tetapi rata-rata mantan-mantannyalah yang memutuskan dia
Gak tahan dengan kecuekannya dia
Kisah asmara diriku?
Ya, diriku sungguh memuja yang namanya Wahyu
Entah kenapa, si Wahyu ini selalu membuat jantungku berdegup-degup
Kuceritakanlah ke si Budi bahwa Wahyu cinta matiku
Tahukah kalian, bagaimana reaksi Budi?
Dia hanya tertawa terbahak-bahak
"Wahyu mana mau sama cewek kayak lo!" diselingi senyum mautnya yang mampu membuat cewek-cewek bertekuk lutut
Di saat hari perpisahan, tepatnya wisuda, Budi masih berstatus single, sedangkan diriku masih single juga
Ketika acara tukar kado dengan Budi, tiba-tiba saja ada semilir angin berhembus disertai dengan wangi bunga mawar yang begitu semerbak
Ketika Budi memeluk diriku sebagai tanda perpisahan, sempat diriku melihat makhluk-makhluk astral yang berada di sekitar, tersenyum
Ada apa ini?
Sebuah firasat yang tidak mengenakan
Dua tahun sudah diriku bekerja di perusahaan percetakan
Selama itu pula, diriku dan Budi hilang kontak
Kabar terakhir yang kudengar, Budi melanjutkan pendidikan di China
Lalu, bagaimana dengan kemampuanku ini?
Masih sama seperti yang dulu
Masih sering menampakan makhluk-makhluk astral di depanku
Tetapi diriku sekarang berbeda, tidak takut lagi dengan mereka
Bahkan terkadang berkomunikasi
Ada satu rahasia yang harus kuungkapkan kepada kalian
Mereka makhluk-makhluk astral akan menampakan wujud mereka yang jelek apabila pikiran kita kalang kabut
Pembawaan kita yang selalu happy, tentu membuat mereka pun senang
Makanya tak heran mereka itu sebenarnya sama seperti kita, tidak berwajah aneh-aneh
Waktu pulang kantor, memang paling menyebalkan
Macet, macet, dan macet
Belum lagi si makhluk astral dari kantor sering mengikuti diriku hingga muka rumah
Tidak seram, cuman terkadang risih saja
Pernah diriku, tidak langsung pulang ke rumah
Si astral ini ternyata menganggu
Di supermarket saja, dia berani menjatuhkan barang-barang ringan seperti kapas, tissu, serta pembalut wanita
Otomatis mbak-mbak pramuniaga langsung ketakutan
Ku ancam saja si astral kantor ini
Balik lagi ke cerita semula...
Perjalanan pulang kantor hari ini sangat banyak gangguan
Dari mulai macet yang luar biasa, hingga sepatu berhak ku patah ketika nyebrang
Perut pun benar-benar lapar
Argh! Rasanya ingin punya pintu ke mana saja
Ketika berjalan di gang rumahku, begitu banyak bunga-bunga mistis berhamburan dari langit
Sosok-sosok astral, mulai menampakan diri
Tumben mereka pada cantik dan cakep serta wangi lagi?
Tiba di pintu pagar rumah, ternyata ada tamu
Wuih...ni tamu ngapain pula dateng malem-malem gini
"Assalamualaikum..."
"Walaikumussalam..."
Ya, Allah ternyata yang menjawab salamku ini adalah si Budi, teman dekat kuliah yang indigo juga
"Kaget ya? Gimana kabar lo?" tanya Budi
"Baik." Jawabku singkat karena shock melihat Budi di depan mata
Budi yang sekarang berbeda
Rapih dan makin ganteng
Budi tidak lama bertamu ke rumah, hanya sekitar 1 jam kami mengobrol, dia berpamitan pulang
Sebelum berpamitan pulang, Budi mengatakan sesuatu padaku. Perkataan yang membuat hidupku berubah
"Na, lo percaya kan dengan mata ketiga?" tanyanya
"Ya iyalah, wong gue bisa liat yang non manusia."
"Hehehe...iya, sih. Na, gue mau bilang sesuatu tentang mata ketiga gue."
"Apaan? Lo mau bilang abis liat bunga-bunga mistis berhamburan serta si makhluk astral di depan gang rumah gue?"
"Iya. Lo tau gak kenapa begitu?"
"Iseng. Mereka itu iseng. Pengen buat gue takut."
"Bukan, Na. Mereka bahagia karena hari ini, malam ini, tepat di depan rumah lo, gue mau bilang sama lo
will u marry me?"
Ya Allah, ini bukan mimpi kan?
Budi meminta diriku untuk jadi pasangan hidupnya
"Gue pernah bilang sama lo, katanya gue pernah dikasih tahu sama makhluk astral bahwa gue bakal mendapatkan kebahagian saat gue berumur 25 tahun. Dan saat ini lah gue berumur 25 tahun. Gue mau menikah dengan seorang yang mengerti keadaan gue sebagai anak indigo. Lagipula, saat gue pertama kali bertemu lo, gue ngerasa diri lo lah yang bakal bikin gue ngerasa bahagia. Itulah perkataan mata ketiga gue yang bikin gue mau menjadi teman dekat lo saat itu. Jadi, mau gak lo jadi pendamping hidup gue?" tanya Budi sekali lagi
Tanpa terasa, air mata jatuh dari mataku. Gak nyangka Budi sebegitunya sama diriku ini
Dengan mantap, diriku menjawab "Ya."
Pasti kalian tahu lah reaksi Budi bagaimana
Jadi tidak perlu ku ceritakan
Akhirnya, tepat tanggal 25 Oktober, Budi dan diriku Nina melangsungkan pernikahan. Pesta kebun tepatnya
Semuanya berbahagia, termasuk pula para makhluk astral
Kebahagian tidak hanya sampai di sini, lima bulan setelah menikah, diriku pun mengandung anak pertama
Mengandung anak pertama ini, sungguh cobaan yang berat
Diriku dan sang suami, Budi, semakin intens melihat para makhluk astral
Tidak mengganggu, hanya menampakan saja
Doaku dan Budi yang selalu dipanjatkan adalah:
"Ya Allah, izinkan anak kami berdua tidak menjadi indigo. Kami tidak tega melihat dirinya saat ketakutan melihat makhluk-makhluk astral ciptaan diri-Mu juga. Aamiin."
Cla
sumber gambar: http://gitakyuhyun.wordpress.com/